Inilah Urutan Proses Pernikahan Secara Islami
Pernikahan memang menjadi impian serta menjadi hari yang dinanti-nanti semua orang. Bukan hanya dirimu sendiri yang menunggu-nunggu momen berharga ini, tetapi ayah ibu kamu juga!
Dimulai ketika hari lamaran. Dirimu melalui hari yang mendebarkan? Orang tua-mu pun juga! Jika kamu menganggap ini merupakan momen yang berkesan dalam hidupmu, sama halnya yang dirasakan oleh ayah dan ibumu. Mereka berdua menyaksikan seluruh capaian pendewasaanmu.
orang tua sudah membawamu ke dunia (biidznillah) dan berjuang ketika merawatmu. Kemudian senantiasa menemani mulai dari hari pertamamu belajar jalan serta mengoceh, mengikuti aktifitas sekolah hingga tamat dari universitas, saat pertama kamu diterima kerja, saat-saat kamu sedih dan senang, dan termasuk hari ketika kamu menemukan calon pasangan hidup.
Saat Kamu Memutuskan Untuk Menikah

Sebagai orang yang menjalani resepsi pernikahan, normal jika kamu merasa bahwa pesta pernikahanmu sepenuhnya milikmu seorang.
Kamu ingin menyelenggarakan rangkaian pesta pernikahan yang sudah kamu idamkan sejak dulu. Tapi terkadang, rencana pernikahan yang kamu impikan sangat berbeda dari hara[an orang tua. Kamu pun ingin tetap dengan idealismu.
Jika seperti ini kenyataannya, sebaiknya jangan buru-buru terbawa emosi. Kontrol egomu yang berlebih. Kamu tak akan bisa mengabaikan keberadaan ayah dan ibu. Bagaimanapun juga, peran orang tua dalam acara pernikahanmu tak dapat. Mereka akan turut andil dalam resepsi pernikahan yang lancar dan syahdu.
Ayah dan ibu mempunyai peran yang besar dalam setiap acara pernikahan. Mulai dari agenda pranikah, perencanaan prosesi pernikahan yang bagus menurut adat maupun agama, sampai acara pernikahan itu sendiri.
Untuk mencapai impian pernikahan yang kamu idamkan, terlebih dulu kamu mesti memahami bahwa keberadaan ayah dan ibu sangatlah penting. Sebab, seringkali acara pernikahan itu adalah momen untuk mereka.
Bertunangan Dahulu, Jalankan Pernikahan Kemudian

Pasti ada acara khitbah sebelum adanya pernikahan. Laki-laki akan datang ke rumah wanita. Pria akan meminta ijin kepada orangtua terutama ayah si gadis untuk menikahi anaknya. Meski seorang pria bisa saja datang sendiri menemui bapak gadis yang disukainya. Namun sehebat dan sekuat apapun si pemuda, bergetar juga kakinya kalau datang menuju rumah perempuan tanpa didampingi orang-orang terdekat. Sebab menikah adalah perkara besar. Ia hendak meminta anak perempuan orang untuk menjadi teman perjuangannya.
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab orang tua dari pihak si pemuda untuk menemui bapak si gadis. Orang tua akan mengantar sekaligus menemani si pemuda untuk melamar si perempuan. Mereka akan memberikan dukungan moril bagi si pemuda.
Bersama ayah ibunya, langkah kaki si pria akan semakin mantap menuju pintu gerbang rumah si wamita. Ayah ibupun berkeinginan mengajak keluarga besar seperti adik dan kakak atau paman dan bibi si laki-laki.
Mereka pun berkunjung tidak hanya bertangan hampa. Orang tua si laki-laki akan membawa bingkisan menyesuaikan budaya adatnya. Mereka akan sibuk persiapkan diri untuk bertamu ke orang tua si wanita. Maka khitbah sebagai momen keluarga juga, tidak hanya punya kedua calon mempelai.
Ketika hari khitbah-an, bukan hanya waktu ketikalmomen si pemuda memohon ijin pada ayah si gadis untuk melamar putrinya. Saat itu, juga merupakan saat spesial pertemuan dua keluarga untuk menentukan tanggal acara pernikahan.
Keluarga si gadis umumnya jadi tuan rumah pernikahan. Meskipun juga tak menutup opsi jika orang tua si laki-laki juga ingin menyelenggarakan pernikahan.
Menjelang Hari Pernikahan
Di balik kabar lamaran juga terdapat setumpuk kesibukan yang menunggu. Sedari perancangan hingga pelaksanaan pernikahan. Mulai dari acara inti yakni akad nikah ataupun acara tambahannya yaitu seremonial perkawinan.
Ketika tanggal perkawinan usai ditentukan, akan terdapat banyak hal yang musti dilakukan sebelum hari itu benar-benar tiba. Saat sang anak perempuan repot dengan urusan kostum pengantin, si ibu akan membantunya mencari kain dan merekomendasikan tukang jahit paling bagus yang dia kenal.
Sang ibu pula yang menemaninya menjalani bermacam-macam perawatan tubuh mempelai wanita, sedari ujung kuku hingga ujung rambut. Sebelum hari pernikahan, si ayah akan mengambil waktu khusus untuk berbincang bersama anak gadisnya, mengutarakan beberapa nasehat pernikahan. Ayah dan ibu pun ikut membuat daftar tamu undangan.
Sama halnya juga di kediaman si pemuda. Orang tua si pria juga tidak kalah sibuk. Ayah dan ibunya akan sering bercerita nasehat pernikahan. Dengan support oleh tetua serta anggota keluarga yang lain, ayah dan ibu repot menyiapkan mahar juga perlengkapan lainnya.
Pun tengah menyiapkan diri untuk mengucapkan materi berbicara di depan keluarga si gadis pada saat pernikahan yang akan datang.
Orang tua, baik si wanita maupun si pemuda tidak merasa terbebani dengan semua rencana pernikahan ini. Karena pernikahan ini adalah acara mereka juga. Mereka tak akan terbebani untuk berkontribusi secara keuangan hanya untuk berlangsungnya acara pernikahan.
Sampailah di Hari Pernikahan
Pada hari itu, ayah ibu “melepaskan” sang anak melanjutkan kehidupan yang benar-benar baru, kehidupan bahtera rumah tangga. Ibarat hari wisuda, orang tualah yang bertindak menjadi rektor di universitas keluarga. Mereka menyatakan bahwa sang anak sudah pantas menjadi ayah/ibu untuk anak-anaknya kelak.
Bagaimanapun prosesnya, apakah kalian duduk bersanding di hadapan penghulu atau si gadis menunggu di dalam ruangan, jangan lalai mengabarkan bapak si gadis. Sebab, bapak si gadis lah yang akan menikahkan kalian berdua di hadapan petugas KUA dan semua hadirin. Kemudian doa-doa orang tua untuk kalian semua.
Di Momen Resepsi Pernikahan
Ente mungkin terlalu gugup menyiapkan diri guna menghadapi akad perkawinan sehingga tidak peduli lagi dengan segala persiapan resepsi. waktu itu, ayah dan bunda lah yang mengendalikan kendali karena bagi mereka, mereka lah yang punya hajat.
Orang tua kalian berdua akan mempertemukan kalian berdua di pelaminan. Pada umumnya ayah akan menyampaikan kata-kata sambutan. Sementara ibu akan memastikan tamu undangan pernikahan dilayani dengan baik.
Saat kamu duduk bertemu dengan banyak tamu undangan, orang tuamu memastikan bahwa catering yang kamu pilih dapat memenuhi keperluan, fotografer yang kamu pilih telah mendokumentasikan setiap momen pernikahan, tidak lupa souvenir telah ada di tempat penyambutan tamu. Mereka pula yang mengontrol jalannya acara pesta pernikahan sesuai dengan rencana.
Setelah Momen Acara Pernikahan
Kalian berdua kini sudah sah menjadi 2 sejoli dengan status suami istri. Mereka yang hadir karena undangan juga sudah pulang. Fotografer pun sudah siap mencetak hasil fotonya. Catering akan segera dibereskan. Hiasan telah dibongkar. Alunan lagu acara sudah dihentikan. Hanya keluarga yang setia menemani kalian.
Saat-saat perayaan pernikahan telah berakhir, tetap saja mereka menyempatkan diri merencanakan dana untuk bulan madu kalian. Justru hari-hari kedepannya, mereka terus berusaha menopang kehidupan pernikahan kalian baik secara moril maupun secara finansial.
Sebagai bahan renungan, pernikahan anak itu seringkali merupakan momen bagi orang tua? Fikir kembali kalau memang egomu amat tinggi untuk tidak mengikutsertakan kedua orang tua. Bagaimanapun juga, mereka tetap ada peran penting dalam kehidupan pernikahanmu yang akan datang.